Senin, 25 April 2011

Karya Arsitektur Romo Mangunwijaya Didokumentasikan

Indira Permanasari S | Senin, 4 Mei 2009 | 20:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Karya-karya arsitektur almarhum YB Mangunwijaya tengah dikumpulkan dokumentasinya. Hasil karya Mangunwijaya dapat menjadi contoh hasil ekspresi yang jujur dan kreatif dari jiwa dengan semangat keberpihakan kepada kepada kelompok lemah dan terpinggirkan.

Erwinthon P Napitupulu, arsitek yang tengah mendokumentasikan karya-karya Mangunwijaya mengatakan di tengah diskusi yang digelar Dewan Kesenian Jakarta dalam rangka memperingati 80 tahun kelahiran Romo Mangun di Goethe Institute, Senin (4/5), seperti juga pada banyak aktifitasnya di bidang politik, pendidikan dan sastra, kekaryaan Mangunwijaya di bidang arsitektur bukanlah menjadi tujuannya. Arsitektur menjadi media perjuangan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya yakni kemanusiaan.

Mangunwijaya, misalnya, terlibat langsung dalam konflik sosial di Lembah Code ketika muncul rencana penggusuran. Dia menggunakan arsitektur untuk membantu meredam konflik tersebut. Dia juga sempat mendesain perahu dan perpustakaan terapung untuk menjawab persoalan ketika terjadi ketidakadilan di Kedungombo (1989-1993).

Sejauh ini, tercatat 82 karya Mangunwijaya. Hasil dokumentasi itu akan dijadikan buku. Erwinthon mengatakan, karya arsitektur Mangunwijaya menekankan kesederhanaan dalam penggunaan bahan bangunan.

Dalam pembangunan, digunakan material dan tenaga kerja setempat. Bangunan menjadi kontekstual sehingga sesuai dengan kondisi Indonesia. Contoh lain, dalam desain-desain rumah ibadah seperti gereja, ciri yang menonjol ialah keterbukaan bangunan sehingga gereja menjadi bagian dari komunitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar