Rabu, 27 April 2011

Pemuda & Harapan

Maria Christina Agung Ayu Bintang Karita Sari, STIKES Elisabeth 2006

Tanggal 28 oktober merupakan hari sumpah pemuda. Dimana kita sebagai bangsa Indonesia khususnya kaum muda menggugah kembali semangat nasionalisme, semangat yang menuntun kita menuju kemerdekaan,menuju harapan dan impian di masa depan.
Pemuda adalah harapan bangsa, pemuda juga merupakan
tolak ukur dalam kemajuan negara. Tanpa adanya pemuda harapan dan impian baik dari diri pribadi maupun negara tidak akan tercapai. Harapan yang bagaimana yang diharapkan dari kaum muda. Kaum muda mempunyai berjuta – juta harapan, salah satunya adalah harapan ingin maju  berkembang dan sukses. Dengan semangat motivasi serta keyakinan yang penuh, harapan serta impian iu akan tercapai. Tetapi semangat dan motivasi itu belum tampak pada diri kaum muda, kenyataan itu dapat dilihat dari keringnya spiritual dan korupsi anak muda yang merajalela.
Kekeringan spiritual semakin meluas dikalanganan kaum muda itu dapat dilihat dari beberapa kasus seperti NAPZA, pergaulan bebas dan tindak kriminal, keinginan mencoba – coba, keinginan untuk diterima dalam dunia gaul, keegoisan semata ,membuat mereka berani mempertaruhkan harapan dan impiannya.
Kemudian dimanakah semangat dan motivasi yang ada pada diri kaum muda. Dan siapakah motivator untuk kaum muda. Semangat dan motivasi itu sebenarnya ada pada diri pribadi, tergantung bagaimana menggali semangat yang berpengaruh pada tujuan hidup.  Motivator itu salah satunya ada pada keluarga. Keluarga adalah bagian yang terdekat dengan kita. Dalam keluarga kita tumbuh dan berkembang, begitu juga kita mulai belajar bagaimana menatap masa depan. Oleh sebab itu selayaknyalah kita sebagai kaum muda menciptakan TRUST baik antar teman, keluarga maupun masyarakat.
Kasus korupsi merupakan kasus yang tidak asing lagi, baik di pemerintahan maupun dikalangan kaum muda. Misalnya korupsi waktu merupakan contoh yang sederhana tetapi mempunyai dampak yang besar. Dengan korupsi waktu kaum muda pada umumnya menjadi tidak disiplin, malas semena – mena dan menyebabkan kehancuran baik dalam pendidikan maupun dalam dunia kerja. Tanpa mereka sadari hal itu telah menjadi bagian dari diri mereka.
Bagaimana untuk mengatasinya? Sulit untuk mengatasi suatu kebiasaan yang sudah mendarah daging, tetapi itu semua dapat diatasi dengan kesadaran diri. Kesadaran diri akan suatu kehancuran yang akan datang. Oleh sebab itu kita sebagai kaum muda selayaknyalah bisa membaca sifat pada diri pribadi. Kejujuran dan kedisiplinan merupakan salah satu sikap yang dapat mencegah korupsi agar tidak menjadi suatu tradisi.

tulisan ini pernah dimuat di abuletin Radix edisi I bulan Nov 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar