Selasa, 26 April 2011

Pemuda & Potret Seorang Prajurit

Imbo Lomi Tulung Unika Soegijapranata FH
Dalam skala yang luas untuk sekilas menggambarkan potret pemuda dalam berbagai momentum perjalanan bangsa, bahwa pemuda sebagai aset bangsa tidak dapat dinafikan kiprahnya dalam menciptakan
sejarah bangsa Indonesia. berangkat dari suatu kenangan manis dari posisi pemuda terdahulu yang layaknya seperti sosok seorang prajurit. Lalu bagaimana dengan kualitas dari kiprah pemuda dalam konteks kekinian.
Dalam situasi zaman dewasa ini, kita dihadapkan dengan suatu tuntutan dari perjalanan peradaban yakni era globalisasi.dan sekiranya suatu perjalanan dari kualitas sistem yang sangat kompleks, maka kiblatnya adalah tuntutan lebih lanjut untuk menghasilkan produk generasi yang berkualifikasi menunjang, dalam upaya persaingan dalam kancah global. Hal ini menuntut sifat dari identitas keprajuritan perlu terintegrasi didalam kiprah pemuda kini.lalu jika kita melihat dari sebuah realitas tentang kegersangan semangat yang mejurus pada aspek dominan dari kiprah pemuda kini, dapatkah bangsa ini menjadikan pemuda sebagai tumpuan dan harapannya untuk bangkit dari ketertinggalan.
Suka ataupun tidak, globalisasi adalah bagian dari tatanan kehidupan sehingga jawabannya adalah bagaimana memposisikan pemuda dalam kerangka semangat untuk dapat bangkit dan menjadi kekuatan untuk membangun negara ini sebagaimana yang telah dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

Peranan Prajurit Muda Katolik
Secara umum kita sudah menguraikan persoalan yang terjadi dalam skala universalitas dari keadaan pemuda dewasa ini. Apakah krisis kegersangan semangat juga dialami oleh pemuda katolik kini. Menyadari akan eksistensi kita secara personal untuk mengolah nilai rasa dan pikiran untuk memperoleh jawabannya.
Sebab itu kiranya penting untuk menunjang pembangunan semangat kekristenan, dalam menjawab segala tantangan dalam upaya menjadikan pemuda sebagai penghuni puncak klasmen dalam perhelatan pemerintahan, negara serta gerejanya

Beberapa pilar yang menurut hemat penulis dapat sedikit membuka paradigma berpikir pemuda umumnya dan pemuda khatolik khususnya, untuk secara seksama kita menelaah simpul-simpul dari spirit kepemudaan yang perlu dibangun dalam rangka mendongkrak kredibilitas pemuda yang diamini sebagai penerus cita-cita bangsa khususnya gereja.
Pertama,membangun paradigma dan orientasi pemuda dalam konteks kekinian yaitu menjadikan dirinya sebagai ujung tombak untuk setiap urusan-urusan strategis kebangsaan. Tentunya juga dengan bermodalkan semangat yang perlu diaktualisasikan dalam situasi kongkrit untuk mencapai tujuan-tujuan yang bersifat koheren.
Kedua memposisikan diri dalam kondisi yang menunjang, dalam upaya pembentukan karakter dari pancaran keprajuritan yang pantang menyerah.melihat realitas kegersangan nilai-nilai pergaulan dewasa ini.dengan berikhtiar untuk mengejar nilai pembelajaran dari setiap hal yang perlu untuk di hindari.
Ketiga, membentuk kualitas personal sebagai produk tangguh dengan tameng siraman rohani serta keimanan yang pada dasarnya, dapat menjadi jalan dimana kita dapat berpijak dan melangkah.terminologi dari ketangguhan disini berarti menghayati segala aspek dari proses yang terjadi dalam ranah duniawi, sebagai tantangan yang perlu dijalani dengan landasan ketanguhan dalam mempertahankan eksistensi diri sebagai pemuda kristiani.
Keempat, membentuk semangat kebersamaan lewat organisasi dengan spirit motifasi sebagai agent of change, kita menyadari bahwa pentingnya suatu perjuangan bersama dengan membawa semangat yang sifatnya plural menjadi begitu sulit karena sering kali bertabrakan dengan kepentingan yang sifatnya individualistik.oleh karena itu kekuatan dalam menyatukan komitmen lewat visi dan misi perlu dijalankan secara konsisten.dengan landasan sadar kemungkinan akan bahaya perpecahan.

Peran dan posisi pemuda gereja sangat ditentuan oleh pemuda itu sendiri dengan sebuah karya nyata, adanya rasa memiliki serta kepedulian terhadap segala sesuatu yang tengah berlangsung ditengah masyarakat.
Akhirnya lewat selayang buah pikir, yang sekiranya dapat menjadi stimulan dalam upaya mengoreksi keberadaan diri serta menggugah semangat kaum muda gereja kini,yang perlu sadar akan keberadaan serta eksistensinya ditengah masyarakat. Maka lantanglah suara ini membahana “ HAI PEMUDA BANGKITLAH”

tulisan ini pernah dimuat di Buletin Radix edisi I bulan Nov 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar